https://pandeglang.times.co.id/
Berita

Fokus Kembangkan Kakao dan Sorgum, DKPP Pacitan Ajukan Proposal Rp1 Miliar ke Kementan RI

Rabu, 15 Oktober 2025 - 14:03
Fokus Kembangkan Kakao dan Sorgum, DKPP Pacitan Ajukan Proposal Rp1 Miliar ke Kementan RI Kepala DKPP Pacitan, Sugeng Santoso menunjukkan proposal bantuan alat mesin untuk peningkatan fasilitas Taman Teknologi Pertanian yang akan diantarkan langsung ke kementerian Pertanian RI (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES PANDEGLANG, PACITAN – Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Pacitan mengajukan proposal ke Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) untuk peningkatan alat dan mesin (alsin) pascapanen di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Pringkuku.

Proposal senilai hampir Rp1 miliar ini difokuskan untuk mendukung pengembangan kakao dan sorgum sebagai komoditas unggulan daerah.

Saat ini sejumlah peralatan di TTP Pringkuku mengalami kerusakan dan tidak lagi optimal digunakan. Kepala DKPP Pacitan, Sugeng Santoso, menyebut kondisi itu menjadi hambatan utama pengolahan hasil pertanian masyarakat.

“Di sana ada alsin pascapanen, sementara kendalanya alat-alat sudah trouble, ndak bisa dipakai. Mau hidupin mesin saja masih susah. Kami sudah susun proposal untuk diajukan ke Kementerian Pertanian RI,” ujar Sugeng saat ditemui, Rabu (15/10/2025).

Menurut Sugeng, SDM pengelola TTP sebenarnya sudah terlatih dan terbiasa mengoperasikan peralatan. Namun, keterbatasan alat yang mulai rusak membuat proses pengolahan menjadi tidak maksimal.

“SDM sudah terlatih dan sudah terbiasa bekerja di situ, memang kendalanya ada di alat,” jelasnya.

Fokus ke Pengembangan Kakao dan Sorgum

Dalam proposal tersebut, DKPP Pacitan mengusulkan sejumlah peralatan baru, terutama untuk pengolahan kakao. Usulan ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan Anggota DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas beberapa waktu lalu.

“Ini yang kami usulkan ada beberapa alat. Kemarin ada penekanan tentang pengolahan budidaya kakao. Hasil kunjungan Mas Ibas kemarin akan kami sampaikan ke Jakarta,” ujar Sugeng.

Beberapa mesin yang diajukan antara lain ekstruder untuk ciki suweibon, vakum frying, oven pengering, freezer, penghalus bubuk coklat, mesin pemasta, pengempa lemak kakao, sangrai kakao, balmil coklat, dan tempering coklat. Seluruh alat tersebut diharapkan mampu memperkuat rantai produksi dan nilai tambah komoditas kakao lokal.

Selain kakao, DKPP Pacitan juga mulai mengarahkan pengembangan ke komoditas sorgum. Langkah ini dilakukan untuk mendorong masyarakat kembali menanam tanaman pangan alternatif tersebut.

“Selain untuk kakao, kita mengarah ke sorgum. Bagaimana kita kembali menggerakkan masyarakat untuk menanam sorgum. Di TTP nanti kami juga akan melengkapi alatnya untuk pengembangan produksi,” imbuh Sugeng.

Diajukan Langsung ke Jakarta

Sugeng menegaskan, proposal tersebut sudah ditandatangani dan rencananya akan diantarkan langsung ke Jakarta. Langkah ini diambil agar komunikasi dengan Kementerian Pertanian dapat berjalan lebih efektif.

“Proposal itu sudah saya tandatangani. Rencananya tidak hanya saya kirim, tapi antar langsung supaya bisa komunikasi langsung,” katanya.

Nilai kebutuhan alsin yang diajukan mencapai hampir Rp1 miliar. Harga satuan alat berkisar mulai dari Rp25 juta hingga ratusan juta rupiah. Dengan keterbatasan anggaran APBD, DKPP Pacitan berharap dukungan penuh dari pemerintah pusat.

“Kemampuan APBD kita terbatas sehingga ini mungkin belum jadi prioritas kalau nggak kita akses ke Kementerian. Sayang kalau potensi itu tidak kita manfaatkan,” tandasnya.

Lahan TTP Pringkuku 6–7 Hektare

TTP Pringkuku berdiri di atas lahan seluas 6–7 hektare. Fasilitas ini terakhir kali menerima bantuan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur pada 2014. Selanjutnya, pada 2019, pengelolaannya resmi dilimpahkan ke Pemkab Pacitan.

“Dulu kan punya BPTP, baru 2019 dilimpahkan ke Pemkab Pacitan,” ujar Sugeng.

Meski TTP bukan ditujukan untuk produksi komersial, perannya sangat strategis sebagai pusat pembelajaran bagi petani dan masyarakat. Di lokasi ini, berbagai kelompok tani dapat belajar teknik budidaya hingga pengolahan hasil pertanian.

“Operasionalnya butuh dana besar. Kalau bicara hasil, memang rugi. TTP itu kan sebenarnya bukan untuk produksi tetapi justru menjadi tempat belajar masyarakat. Kelompok tani bisa ke situ. Justru saya dorong, sorgum dikembangkan lewat TTP biar orang melihat ada tanaman ini to, ternyata bisa diolah untuk ketahanan pangan juga,” jelasnya.

Dengan dukungan peralatan yang lebih modern, DKPP Pacitan berharap TTP Pringkuku dapat menjadi motor penggerak pengembangan pertanian lokal. Kakao dan sorgum dipilih karena memiliki potensi pasar yang cukup besar serta dapat mendukung ketahanan pangan daerah.

Pemerintah daerah juga mendorong sinergi dengan kelompok tani, pelaku UMKM, dan sektor swasta agar pengembangan komoditas ini dapat berkelanjutan. Sugeng optimistis, jika proposal disetujui Kementerian Pertanian, tahun 2026 TTP Pringkuku akan beroperasi dengan lebih optimal.

“Jika proposal di-ACC, 2026 TTP Pacitan akan lebih maksimal peralatannya,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pandeglang just now

Welcome to TIMES Pandeglang

TIMES Pandeglang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.