https://pandeglang.times.co.id/
Berita

Nguri-uri Budaya dan Sejarah, Warga Dusun Bence Pakunden Kediri Rayakan Hari Jadi ke-185

Minggu, 18 Mei 2025 - 21:22
Nguri-uri Budaya dan Sejarah, Warga Dusun Bence Pakunden Kediri Rayakan Hari Jadi ke-185 Tumpengan dan doa bersama masyarakat bersama sesepuh lingkungan Bence (Foto : Yobby/TIMES Indonesia)

TIMES PANDEGLANG, KEDIRI – Setiap sudut Kota Kediri menyimpan sejarah tersendiri, yang memiliki makna penting untuk diperkenalkan pada setiap generasi. Salah satunya seperti dusun atau lingkungan Bence. Tahun ini, dusun di Kelurahan Pakunden ini merayakan hari jadi ke-185. 

Hari jadi ke-185 ini dirayakan masyarakat Bence dengan banyak kegiatan. Pada Minggu (18/5/2025) warga dengan semangat mengikuti senam pagi bersama. Usai berolahraga, warga dengan khidmat mengikuti tumpengan dan doa bersama. 

Tumpengan dan doa bersama ini turut diikuti sesepuh lingkungan Bence, salah satunya Kyai Imam Mochtar Ahmad. Peringatan hari jadi Bence ini disebut Plt Kepala Kelurahan Pakunden Taufik Yusuf merupakan hal yang menarik. Mengingat di Kota Kediri jarang ada hal semacam itu. 

"Saya terkesan, soalnya baru kali ini saya hadir di acara hari jadi dusun. Di Kota Kediri ini kayaknya belum ada hari jadi kelurahan, desa, ataupun dusun. Bersyukur, ternyata warga Bence sangat antusias untuk membedah sejarah di lingkungannya," ujarnya, Minggu, (18/05/2025). 

Sementara itu, pelaku budaya asal Bence Rinto Hadi menegaskan pentingnya kegiatan seperti ini, untuk melestarikan budaya dan sejarah. 

Dengan adanya perayaan hari jadi, jejak sejarah serta budaya Bence akan terjaga. "Nguri-nguri budaya itu dalam arti juga ngurep-ngurep, artinya menghidupkan budaya ini supaya tidak sampai punah atau hilang," tutur Rinto. 

Dengan budaya dan sejarah tetap hidup, maka generasi penerus akan mengenal budaya daerahnya. Perayaan hari jadi ini diharapkan bisa terus digelar setiap tahunnya. 

"Sebagai warisan untuk generasi yang akan datang, mungkin seusia saya saja itu banyak yang gak tahu mengenai hal-hal kecil atau hal-hal besar dari Bence. Anak-anak muda harus tahu sejarah daerahnya,” katanya.

Tumpengan dan doa bersama berlangsung di balai RW 5 kelurahan Pakunden. Tempat yang masuk dalam lingkungan Bence tersebut, menyimpan nilai historis karena pada era tahun 60an di tempat yang sama berdiri pasar bernama Pasar Lombok.

Di wilayah Bence juga terdapat Masjid Subulussalam, yang mulai dibangun pada sekitar tahun 1920an.

Berdasarkan catatan, babad alas Lingkungan Bence terkait erat dengan sosok Ki Ageng Suronoyo. Dianggap sebagai pendiri lingkungan, Ki Ageng Suronoyo adalah tokoh yang pertama kali membuka dan menghidupkan pemukiman wilayah Bence pada sekitar tahun 1825 - 1840 M.

Nama Bence sendiri dipercaya berasal dari Burung Bence. Jenis burung, yang dalam mitologi sering dianggap sebagai pembawa kabar petaka tapi juga penjaga keamanan. Hal itu karena Burung Bence disebut bisa mendeteksi adanya pencuri. 

Sosok burung Bence itu dikaitkan dengan legenda seorang pencuri yang mencoba mencuri di lingkungan Bence kala itu, namun gagal dan akhirnya kehilangan nyawa usai ketahuan warga. (*)

Pewarta : Yobby Lonard Antama Putra
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pandeglang just now

Welcome to TIMES Pandeglang

TIMES Pandeglang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.