TIMES PANDEGLANG, CIANJUR – Kemeriahan Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025 di Kabupaten Cianjur mencapai puncaknya dengan diselenggarakannya pawai akbar yang diikuti ribuan peserta.

Acara yang dipusatkan di Lapang Prawatasari Joglo hingga Alun-alun Cianjur ini secara resmi dilepas oleh Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, bersama Wakil Bupati Ramzi, didampingi seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Kegiatan pawai ini berhasil menarik partisipasi luar biasa dari lebih dari 100 institusi pendidikan, mencakup pondok pesantren, sekolah formal (SD/MI hingga SMA/MA), hingga lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

Ribuan santri dan pelajar ini tidak hanya berbaris, tetapi juga menampilkan berbagai kreativitas, mulai dari busana Islami yang modis hingga yel-yel penyemangat yang penuh gairah, menunjukkan semangat kebersamaan dan kecintaan pada tanah air.

Dalam pidato pelepasan, Bupati Mohammad Wahyu Ferdian menegaskan bahwa momen Hari Santri Nasional adalah waktu krusial untuk mengingat dan menghormati dedikasi para santri terdahulu dalam upaya mempertahankan dan membangun kemerdekaan Indonesia.

"Kita wajib memperingati Hari Santri Nasional, karena jasa-jasa santri sangat besar dalam membangun dan mempertahankan negeri ini," kata Bupati Wahyu dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Jumat (24/10/2025).

Lebih lanjut, Bupati juga menyampaikan harapan besar agar para santri Cianjur ke depan semakin maju, sekaligus menjadi motor penggerak persatuan umat dan peradaban yang unggul, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Ia secara khusus meminta seluruh santri di Kabupaten Cianjur untuk bertransformasi menjadi generasi yang adaptif terhadap kemajuan global.

Bupati Wahyu, yang turut didampingi Wakil Bupati Abi Ramzi saat memimpin upacara peringatan HSN 2025, secara tidak langsung menekankan perlunya keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Beliau menyampaikan pesan penting kepada peserta pawai.

"Santri masa kini harus melek teknologi dan adaptif terhadap perubahan, tapi yang utama, tetap berakhlak mulia," tegas Bupati Wahyu menjabarkan.

Pawai yang dimulai dari Lapang Prawatasari dan berakhir di Alun-Alun Cianjur ini diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur dapat menjadi sumber inspirasi bagi seluruh pemuda di daerah.

Acara ini bukan sekadar defile, melainkan sebuah manifestasi silaturahmi akbar dan ekspresi mendalam tentang cinta tanah air. Dari pesantren, pesan tersebut disampaikan, lahir pejuang tangguh, tokoh bangsa berjiwa ikhlas, dan generasi masa depan yang berakhlak mulia serta siap menghadapi tantangan zaman. (*)