TIMES PANDEGLANG, PACITAN – Jelang pergantian kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia Kabupaten Pacitan (KONI Pacitan) periode 2025-2029, berbagai harapan mulai bermunculan dari cabang olahraga (cabor). Salah satunya datang dari Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia atau Pordasi Pacitan.

Ketua Pordasi Pacitan, Sugiharto menegaskan bahwa siapa pun yang nantinya terpilih sebagai Ketua KONI yang baru, harus memiliki visi dan komitmen kuat terhadap pengembangan olahraga di Pacitan.

Sugik, sapaan akrabnya, menyampaikan setidaknya ada empat poin penting yang harus dipenuhi oleh sosok Ketua KONI ke depan.

“Pertama, Ketua KONI harus bisa menjadi orang tua dan pengayom. Karena di tubuh cabor itu banyak warna, banyak karakter. Ketua KONI harus bisa merangkul semuanya,” ujar Sugik saat ditemui usai rapat koordinasi antar pengurus cabor. Selasa, (22/7/2025).

Menurutnya, sebagai wadah organisasi besar yang menaungi banyak cabor dengan latar belakang dan dinamika masing-masing, KONI membutuhkan pemimpin yang tidak hanya bersikap formal tetapi juga memiliki pendekatan emosional dan kekeluargaan.

Poin kedua yang disampaikan Sugik adalah pentingnya menjaga dan meningkatkan prestasi olahraga. Ia menegaskan bahwa Ketua KONI mendatang harus memiliki orientasi yang jelas terhadap target prestasi, baik di tingkat daerah, provinsi, maupun nasional.

“Prestasi olahraga Pacitan sudah mulai menunjukkan tren positif. Ini harus dijaga, bahkan ditingkatkan. Jangan sampai berganti kepemimpinan, semangat dan capaian prestasi malah menurun,” tambahnya.

Poin ketiga adalah kesejahteraan atlet. Sugik menilai bahwa perhatian terhadap kesejahteraan atlet belum maksimal dan menjadi pekerjaan rumah serius bagi Ketua KONI baru nanti.

“Bicara prestasi, tentu kita tidak bisa menutup mata dari kesejahteraan atlet. Mereka perlu dukungan moril dan materil,” jelas Sugik.

Yang terakhir, Ketua Pordasi ini berharap Ketua KONI mendatang mampu mencarikan ‘bapak asuh’ atau sponsor bagi para atlet berprestasi. Ia menilai, dengan kondisi anggaran KONI yang terbatas, sinergi dengan pihak ketiga sangat penting untuk menopang pembinaan atlet.

“Ketua KONI harus punya jejaring luas, bisa menggandeng dunia usaha atau tokoh masyarakat untuk menjadi bapak asuh atlet. Ini penting agar atlet bisa fokus latihan tanpa dibebani masalah ekonomi,” tegasnya.

Sugik menambahkan bahwa Pordasi Pacitan siap mendukung siapa pun calon Ketua KONI yang sejalan dengan empat kriteria tersebut. Menurutnya, ini bukan hanya soal jabatan, tetapi bagaimana olahraga Pacitan bisa semakin maju dan atlet-atlet lokal bisa berdaya saing tinggi.

“Yang paling penting, siapa pun nanti yang memimpin KONI, harus mau turun ke bawah, mendengar, dan memahami apa yang dibutuhkan oleh para pelaku olahraga,” pungkas Sugik Sugiharto.

Dengan masuknya masa transisi kepemimpinan di tubuh KONI Pacitan, suara-suara dari para pengurus cabor seperti ini menjadi penting sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pemimpin yang benar-benar peduli dan berpihak pada kemajuan olahraga daerah. (*)